TUGAS PERBAIKAN

CARA MEMBUAT SENDIRI EM4






 TUGAS INDIVIDU
ETIKA DAN NILAI LINGKUNGAN
 MEMBUAT EM4 SENDIRI
 
 Disusun Oleh :
Tri Oktaviana Hasibuan
NPM : 12131011061
  
 Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah :
Prof. Dr. Supli Rahim
  
PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2013



EM-4 singkatan dari Effective Microorganisme, yaitu biakan bakteri yang biasanya digunakan sebagai activator kompos. Bakteri ini sangat berguna untuk mengembalikan sifat kimia tanah.
EM-4 pertama kali ditemukan oleh Prof. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus. Jepang. Dalam EM 4 ini terdapat sekitar 80 genus microorganisme fermentor. Microorganisme ini dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Secara global terdapat 5 golongan yang pokok yaitu:
1. Bakteri fotosintetik
2. Lactobacillus sp
3. Streptomycetes sp
4. Ragi (yeast)
5. Actinomycetes
Biakan bakteri selain EM-4 ada banyak, tetapi karena EM-4 adalah yang pertama kali masuk pasar maka semuanya disebut dengan EM, meski mereknya berbeda. Misalnya Probio-7, TON, Migro, Stardec, OrgaDec dan lain- lain. Pada prinsipnya bakteri itu berkeliaran di udara dan juga disekitar kita, di tanah, di dalam air dan lain-lain. Kitapun bisa menangkapnya dengan mudah. Hanya karena kita menangkapnya sekedar menangkapnya saja, bakteri yang kita tangkap menjadi bermacam-macam. Nah para bakteriolog, mempelajarinya satu-persatu kemudian meneliti bakteri tersebut, kemudian memisahkan dan membiakkannya secara khusus bakteri-bakteri tersebut, sehingga menghasilkan bakteri-bakteri yang bermanfaat. Sebagai starter mikroorganisme pada proses dekomposer EM4 menjadi begitu penting dalam dunia pertanian organik. Jika kita harus membeli EM4 tersebut harganya lumayan mahal, padahal ada berbagai cara untuk membuat EM4 sendiri dengan harga bahan baku yang sangat murah. Salah satu caranya adalah sebagai berikut:

CARA ke-1
Bahan-bahan:

          - Pepaya matang/ kulitnya  0,5












        - Pisang matang/ kulitnya 0,5 kg
















- Nanas matang/ kulitnya 0,5 kg


     

     -   Kacang panjang segar 0,25 kg

   

     -   Kangkung air segar  0,25 kg













     - Batang pisang muda bagian dalam   1,5 kg
     - Gula pasir  1 kg




        - Air tuak dari Air kelapa 0,5 liter








 
 
 
CARA MEMBUAT:
  1. 1. Pepaya, pisang, nanas, kacang panjang, kangkung dan batang pisang muda dihancurkan hingga ukuran menjadi agak halus.

  1. 2. Setelah dihancurkan, campuran bahan tersebut dimasukkan dalam ember, aduk hingga merata.

  1. 3. Campurkan gula pasir dan tuak/air kelapa dalam ember tadi dan aduk hingga rata.

  1. 4. Wadah ditutup rapat dan disimpan selama 7 hari.


  1. 5. Setelah 7 hari larutan yang dihasilkan dikumpulkan secara bertahap.


  1. 6. Larutan tersebut disaring dan dimasukkan kedalam wadah yang tertutup rapat.

TUGAS

JAWABAN DARI SOAL UJIAN NILAI DAN ETIKA LINGKUNGAN


JAWAB SOAL-SOAL BERIKUT DI BLOG MASING-MASING.
1.       Jelaskan apa yang dimaksud dengan ekosistem? rincikan ekosistem apa saja yang ada di bumi dan di sekitar anda... lengkapi dengan gambar
2.      Apa yang dimaksud dengan nilai lingkungan? lengkapi dengan bagaimana mengkuantifikasi nilai lingkungan,
3.       Jelaskan jenis-jenis etika lingkungan yang anda ketahui. Jelaskan bagaimana strategi penerapan etika lingkungan itu
4.       Jelaskan mengapa menggunakan blogspot ini merupakan bukti komitmen bahwa kita mendukung perwujudan kebijakan pemerintah dalam e-government di satu sisi dan mengeksperisikan etika kita terhadap lingkungan. Lengkapi dengan arguimen ilmiahnya.
5.       Mengapa jejak ekologis itu merupakan gambaran apakah seseorang itu menyumbang terhadap kerusakan lingkungan atau tidak?
6.      Sudahkah anda membuat dan mengelola dengan baik? Nilai anda juga sangat ditentukan dengan pengelolaan blogspot anda
Jawab
 
1.      Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga bisa dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem yang ada disekitar saya antara lain:
a)      Aquatik/Air
 
Air digunakan manusia untuk minum, mandi, mencuci, dan lain sebagainya. Contoh air dimuak bumi: air laut, air sungai, air rawa, air danau, dll.
b)      Terestrial
                   
 
Hutan pembuat Oksigen terbesar, contoh hutan: hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, dll.
c)       Buatan
Bendungan, hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus, agro ekosistem berupa sawah tadah hujan, sawah irigasi, perkebunan sawit, ekosistem pemukiman seperti kota dan desa, ekosistem ruang angkasa.
2.      Nilai lingkungan artinya ada kandungan yang terdapat dalam lingkunga. Nilai lingkungan adalah benda-benda lingkungan dan faktor-faktor positif nilai untuk manusia, kelompok sosial, masyarakat secara keseluruhan (misalnya, sanitasi efek, lansekap, nilai estetika dari hutan, ketersediaan air murni ionizated).
Kuantifikasi adalah keterangan yang berhubungan dengan kuantitas atau jumlah. Misalnya setiap, beberapa, semua.
Contohnya: Semua bunga yang aku tanam berbunga
Tak ada satu bunga didepan rumahku tak berbunga
Jadi salah satu cara mengkuantifikasi nilai lingkungan adalah dengan meyakini bahwa semua cara kita memelihara nilai lingkungan akan berguna bagi kelangsungan hidup yang lebih baik dimasa mendatang.  
3.      Jenis-jenis etika lingkunga, antara lain:
     a)    Etika lingkungan dangkal merupakan pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan fungsi
          lingkungan sebagai sarana penyelenggaraan kepentingan manusia dan bersifat antroposentris.
     b)  Etika Lingkungan Dalam  merupakan alam sesungguhnya  memiliki fungsi kehidupan, patut dihargai
          dan  diperlakukan dengan cara yang baik (etika lingkungan ekstensionisme atau preservasi). 
Strategi penerapan etika lingkungan harus dilakukan adalah: sikap hormat terhadap alam, tanggung jawab, solidaritas, kasih saying dan kepedulian, tidak merugikan alam secara tidak perlu, hidup sederhana dan selaras dengan alam, keadilan, demokrasi, dan integritas moral.
4.      Dalam penggunakaan blogspot ini dikarenakan tehnologi saat ini sudah berkembang dari penggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk memberikan seluruh masyarakat di bumi ini kenyamanan dalam hal mendapatkan informasi yang lebih baik dan bahkan dapat berkomunikasi dengan orang banyak. Maka dari itu penting untuk penerapan e-govvement ini, dan pemerintah sudah melakukan hal yang baik bagi berlangsungnya kemajuan TIK di kalangan masyarakat luas. Adapun  manfaat dan keuntungan dari e-government:
a.   Memperbaiki mutu pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri).
b.      Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan (bebas KKN).
c.  Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari.
d.      Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan;
e.       Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan tren yang ada.
f.       Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.
5.      Ya, jejak ekolgois itu adalah gambaran tentang ukuran seberapa besarkah manusia menjejakkan kakinya dibumi ini dan menggunakan sumber-sumber dair bumi itu sendiri. Sebagai contoh menggunakan air untuk menyiram pohon mangga yang akan dimanfaatkan hasilnya (buah).
Ya, manusia sangat menyumbang terhadap kerusakan lingkungan, kebanyakan manusia sekarang tidak memahami tentang bumi itu sendiri, sebab hal itu terjadi dari sikap manusia yang kebanyakan:
1)      menggunakan alat transportasi yang menggunakan bahan bakar, seperti mobil, motor yang mengakibatkan polusi udara.
2)      acuh tak acuh dengan lingkungan tempat tinggal, contohnya saja mebuang sampah masih disembarang tempat. dll.
6.      Sampai saat ini Saya sudah mencoba menggunakan blogspot untuk membuat tugas mata kuliah dan memanfaatkannya sebaik mungkin, ini dilakukan supaya kita dapat senantiasa mengurangi dampak penggunakan kertas yang berlebihan. Dan penggunakaan blogspot akan dapat berguna dan dimanfaatkan orang banyak.

KONSEP JEJAK DAN NILAI LINGKUNGAN


TUGAS ETIKA DAN NILAI LINGKUNGAN
“KONSEP JEJAK EKOLOGIS DAN ETIKA LINGKUNGAN”



 
 Oleh :
TRI OKTAVIANA.H
12.13101.10.61
(email: trioktavianas2@gmail.com)
                                            DOSEN PEMBIMBING:
Prof. SUPLI EFFENDI RAHIM
  
PROGRAM PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
 
PALEMBANG
2013




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Setiap makhluk, manusia, binatang merawat dunia ini dengan penuh rasa tanggung jawab dan secara berkesinambungan adalah dasar etika lingkungan.
Jejak ekologis adalah ukuran dari permintaan manusia terhadap ekosistem bumi. Sebuah jejak ekologis adalah pengukuran standar mempengaruhi unit pada habitat yang didasarkan pada konsumsi dan polusi. Ia membandingkan permintaan manusia dengan kapasitas ekologi planet Bumi untuk regenerasi. Ini merupakan  jumlah lahan produktif secara biologis dan wilayah laut yang dibutuhkan untuk menumbuhkan sumber daya populasi manusia mengkonsumsi dan menyerap dan membuat tidak berbahaya limbah yang sesuai. Menggunakan penilaian ini, adalah mungkin untuk memperkirakan berapa banyak dari bumi (berapa banyak planet Bumi) itu akan mengambil untuk mendukung kemanusiaan  jika semua orang hidup gaya hidup tertentu. 
Untuk tahun 2006, tapak keseluruhan ekologi manusia diperkirakan 1,4 Bumi planet dengan kata lain, manusia menggunakan layanan ekologi 1,4 kali lebih cepat sebagai Earth dapat memperbaharui mereka. Setiap tahun, jumlah ini dihitung ulang  dengan tiga tahun lag karena. waktu yang dibutuhkan untuk PBB untuk mengumpulkan dan mempublikasikan semua statistik yang mendasari. Sementara jejak ekologi istilah digunakan secara luas, metode pengukuran bervariasi. Namun, standar perhitungan sekarang muncul untuk membuat hasil yang lebih yang sebanding dan  konsisten.
Lalu bagaimana kalo tiap individu ingin mengetahui jejak ekologinya. Situs My Footprint  menyediakan kemudahan untuk mengukur  jejak ekologi kita berdasar standar yang telah ditentukan, menggunakan kuis. Beberapa faktor yang menjadi komponen penghitungan adalah bagaimana jejak rantai makanan (food), tempat berteduh (shelter), perjalanan untuk berkegiatan (mobility), barang (goods), jasa (service). Dari 5 jejak ini terasa mobilitas, makanan, dan perumahan mendapat porsi penyelidikan yang besar. Sebaliknya barang dan jasa hanya sekelumit mendapat penilaian. Dari hasil reka-reka jawaban, ternyata memang sangat sulit untuk menghasilkan jawaban yang tak lebih dari 1 yang berarti cukup “nerima” dengan kondisi alamiah bumi.
Sebagai contoh misalnya yaitu pengaruh sumber-sumber daya terhadap populasi manusia di suatu wilayah. Populasi manusia cenderung terkonstrasi di daerah-daerah pantai lautan tertentu dengan pelabuhan yang bagus yang memungkinkan bagi perdagangan industri dan di lembah-lembah dari beberapa sungai besar. Populasi penduduk yang hidup di daerah tersebut tentu saja dipengaruhi oleh sumber-sumber daya yang ada pada daerah tersebut.
Sumber daya yang ada di alam dibagi atas 2 yaitu sumber daya yang habis dipakai dan sumber daya yang tidak habis dipakai dan sumber daya yang tidak habis dipakai. Sebagaimana diketahui bahwa perkiraan kapasitas dukung populasi manusia bervariasi sangan luas, tergantung pada apa yang dipercaya sebagai faktor-faktor pembatas. Sumber daya yang habis dipiakai seperti misalnya cadangan energi harus dipertanggung jawabkan dimasa mendatang. Suber-sumber yang tidak habis dipakai seperti misalnya kemampuan bioster untuk menerima limbah, konsumsi enerti yang toksik, lebih kurang bisa diterima. Tentu saja dalam pengertian absolut, mineral tidaklah dikonsumsi, tetapi peningkatan proporsi dari bebapa mineral, seperti helium hilang seterusnya dari bioster.
Ekologi manusia merupakan studi terhadap bagaimana manusia berinteraksi dengan alam bukan hanya sebagai makhluk biologis, tetapi lebih-lebih sebagai makluk berbudaya. Ekologi manusia juga menyangkut bagaimana interaksi itu mempengaruhi kependudukan dan pola organisasi dan juga konsekuensinya bagi alam, serta timbal balik dari konsekuensi itu. Kalau dahulu manusia menjadi aktor terbatas di dalam ekosistem tertentu, sekarang menjadi sumber pengaruh di hampir semua ekosistem di bumi. Bahkan boleh dikatakan, planet bumi dengan biosfernya lah yang merupakan ekosistem bagi manusia sekarang. Daya dukung ekosistem inilah yang akhirnya menentukan, penyesuaian apa yang harus dilakukan manusia dalam perilaku dan pola organisasi untuk tetap survive. (O.S)
Dari pandangan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hidup ini perlu mengetahui jejak ekologis diri pribadinya karena hal itu sangat penting bagi kehidupan kita semua. Sehingga dimakalah ini dapat diangkat topik bagaimana konsep dasar jejak ekologis dan etika lingkungan  maka saya akan membahas tentang “ Konsep Jejak Ekologis dan Etika Lingkungan”.
1.2    Tujuan
a.       Tujuan Umum
Diketahuinya Konsep Dasar Jejak Ekologis Dan Etika Lingkungan
b.      Tujuan Khusus
1.      Diketahuinya Konsep Dasar Jejak Ekologis
2.      Diketahuinya Etika Lingkungan
1.3    Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang diambil dalam masalah dan tujuan ini terdapat dalam diri pribadi dan di lingkungan tempat tinggal maupun sekitarnya.
    
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Konsep Dasar Jejak Ekologis
2.1.1 Definisi Jejak Ekologis
Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914).
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Ilmu ekologi pada dasarnya menjelaskan hubungan antara organisme tumbuhan maupun hewan dengan lingkungannya. Sifat setiap benda hidup dimengerti dari segi hubungannya. Bukan hanya dengan alam secara fisik termasuk tanah, air dan iklim tetapi juga dengan benda hidup lain dalam suatu pola saling ketergantungan yang dinamakan ekosistem. Contoh ekosistem dari Sumatera adalah hutan tropis dataran rendah, hutan mangrov, sungai, lahan basah gambut, dll.
Menurut Zoer´aini (2003), Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya mempertanyakan berbagai hal antara lain adalah:
1.      Bagaimana alam bekerja
2.      Bagaimana species beradaptasi dalam habitatnya
3.      Apa yang diperlukan organisme dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4.      Bagaimana organisme mencukupi kebutuhan materi dan energi
5.      Bagaimana interaksi antar species dalam lingkungan
6.      Bagaimana individu-individu dalam species diatur dan berfungsi sebagai populasi
7.      Bagaimana keindahan ekosistem tercipta
2.1.2 Menghitung Jejak Ekologis
Tertarik dengan penjelasan materi EcoDensity yang mengungkapkan bahwa beberapa kota bisa diukur “ecological footprint”nya (jejak ekologi) maka meluncurlah ke situs ini:footprint network. Ternyata situs ini dipandegani oleh orang yang pertama kali memperkenalkan analisis jejak ekologi (ecological footprint analysis) pertama kali (sebagai direktur ekskekutif). Beliau adalah Mathis Wackernagel, yang menyelesaikan PhD.nya pada tahun 1999 dengan mengangkat analsis jejak ekologi ini. Pembimbingnya Profesor William Rees, bekas dekan Sekolah Komunitas dan Perencanaan Wilayah, UBC juga berada pada deretan penasihat (termasuk Prof. Emil Salim). Universitas yang terletak di Vancouver, di mana Inisiatif Eco-Density tengah hangat-hangatnya digenjot sebagai kebijakan kotanya. Tulisan yang telah dipublikasikan oleh keduanya ada di Environmental Impact Assessment and Review Volume 16 tahun 1996, berjudul “Urban ecological footprints: why cities cannot be sustainable – And why they are a key to sustainability”.
Analisis EF (ecological footprint) sendiri tampaknya beranjak dari pemikiran yang sederhana, yakni kapasitas daya dukung area (lahan) produktif (biocapacity) untuk hidup manusia. Lahan produktif itu hanya berupa daratan dan perairan, yang sebenarnya pun tak bisa dimanfaatkan keseluruhannya. Jadi berapa yang bisa diambil dari alam oleh manusia untuk hidup dan berapa sampah yang harus kembali dibuang ke alam oleh manusia dalam cakupan wilayah tertentu. Eksploitasi oleh manusia dari alam itu bisa dalam bentuk dan berbagai macam kegiatan, misal makan, transport, energi, dan sebagainya. Besaran area analisisnya adalah populasi penduduk yang bisa sangat bervariasi, mulai dari individu atau keluarga, atau melebar mulai dari kota, wilayah, negara, atau bahkan seluruh bumi. Kondisi saat ini pun diketahui bahwa kapasitas penggunaan alam untuk hidup manusia telah 23% melampui kemampuan regenerasi bumi itu sendiri. Dalam istilah EF, kelebihan dari kemampuan daya dukung alam ini disebutovershoot.
2.2    Etika Lingkungan
2.2.1        Etika
Kata etika berasal dari kata  Ethos yang berarti watak, kebiasaan, atau adat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dijelaskan denganmembedakan tiga arti, yaitu: 1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruttentang hak dan kewajiban moral, 2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaandengan akhlak; dan, 3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golonganatau masyarakat. Sejalan dengan apa yang didefinisikan di Kamus Besar BahasaIndonesia, menurut Wiratmadja (1988) yang dikutip oleh Mudana (2005), Etikaadalah cabang ilmu filsafat yang berkaitan dengan prinsip-prinsip yang mendasari benar-salahnya tindakan manusia sebagai manusia.
2.2.2        Jenis-Jenis Etika Lingkungan
Dalam kasanan ilmu pengetahuan, etika berkedudukan sebagai ilmu pengetahuan tata susila. Kedudukan ilmu ini adalah untuk mengatur tingkah laku manusia dalam hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan. Tirta(2000), yang dikutip oleh Mudana (2005) membagi etika menjadi dua bagian besar,yaitu etika deskriptif-analisis, dan etika praksis atau etika perbuatan. Etika deskriptif-analisis lebih menekankan pada penilaian yang akan ditunjukan terhadap aturan-aturan nilai-nilai yang berhubungan dengan atribut kualitatif, seperti; baik, bermanfaat, berguna, kurang baik, dan seterusnya. Sedangkan etika praksis, hasil penilaiannyamenggunakan pendekatan dwi nilai, atau yang dikenal di Bali dengan sebutan Rwa Bineda, yaitu perbuatan dinilai sebagai perbuatan benar atau salah.
Etika ekologi atau yang sering disebut etika lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu Etika Ekologi dangkal, dan Etika Ekologi dalam. Perbedaan  mendasar yang membedakan keduanya ada pada bagaimana kedudukan lingkungan dalam kehidupan manusia.
2.2.2.1 Etika Ekologi Dangkal
Etika ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu etika antroposentris yang menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus.
Etika ekologi dangkal yang berkaitan dengan kepentingan estetika didukung oleh dua tokohnya yaitu Eugene Hargrove dan Mark Sagoff. Menurut mereka etika lingkungan harus dicari pada aneka kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika. Sedangkan etika antroposentris yang mementingkan kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia.Etika yang antroposentris ini memahami bahwa alam merupakan sumber hidup manusia.
Etika ini menekankan hal-hal berikut ini :
1.      Manusia terpisah dari alam
2.      Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia
3.      Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinan
4.      Kebijakan dan manajemen sumber daya alam untuk kepentingan manusia
5.      Norma utama adalah untung rugi
6.      Mengutamakan rencana jangka pendek
7.      Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnyadinegara miskin
8.      Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
2.2.2.2 Etika Ekologi Dalam
Bagi etika ekologi dalam, alam memiliki fungsi sebagai penopang kehidupan.Untuk itu lingkungan patut dihargai dan diperlakukan dengan cara yang baik. Etika ini juga disebut etika lingkungan ekstensionisme dan etika lingkungan preservasi. Etika ini menekankan pemeliharaan alam bukan hanya demi manusia tetapi jugademi alam itu sendiri. Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusiadan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi kepentingan bersama.
Secara umum etika ekologi dalam  ini menekankan hal-hal berikut :
1.      Manusia adalah bagian dari alam
2.      Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan olehmanusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang
3.      Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukansewenang-wenang
4.      Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk 
5.      Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai
6.      Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati
7.      Menghargai dan memelihara tata alam
8.      Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem
9.      Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara.
2.3    Teori Etika Lingkungan
Teori etika lingkungan ada lima, yaitu:
1.    Antroposentrisme
Teori lingkungan ini memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya, yaitu : nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia dan etika hanya berlaku bagi manusia.
Antroposentrisme selain bersifat antroposentris, juga sangat instrumentalistik. Artinya pola hubungan manusia dan alam di lihat hanya dalam relasi instrumental. Alam ini sebagai alat bagi kepentingan manusia, sehingga apabila alam atau komponennya dinilai tidak berguna bagi manusia maka alam akan diabaikan (bersifat egois).
Karena bersifat instrumentalik dan egois maka teori ini dianggap sebagai sebuah etika lingkungan yang dangkal dan sempit (Shallow environmental ethics). Teori ini dianggap sebagai salah satu penyebab, bahkan penyebab utama, dari krisis lingkungan yang terjadi. Teori ini menyebabkan manusia mengeksploitasi dan menguras alam semesta demi memenuhi kepentingan dan kebutuhan hidupnya dan tidak peduli terhadap alam.
2.       Biosentrisme
Teori lingkungan ini memandang setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Tidak hanya manusia yang mempunyai nilai, alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia. Biosentrisme menolak argumen antroposentrisme, karena yang menjadi pusat perhatian dan yang dibela oleh teori ini adalah kehidupan, secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di muka bumi ini mempunyai nilai moral yang sama sehingga harus dilindungi dan diselamatkan.
Konsekuensinya alam semesta adalah sebuah komunitas moral baik pada manusia maupun pada makhluk hidup lainnya. Manusia maupun bukan manusia sama-sama memiliki nilai moral, dan kehidupan makhluk hidup apapun pantas dipertimbangkan secara serius dalam setiap keputusan dan tindakan moral, bahkan lepas dari perhitungan untung-rugi bagi kepentingan manusia.
3.      Ekosentrisme
Teori ini secara ekologis memandang makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup (abiotik) lainnya saling terkait satu sama lainnya. Etika diperluas untuk mencakup komunitas ekologis seluruhnya, baik yang hidup maupun tidak. Kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup.
Salah satu versi ekosentrisme adalah Deep Ecology. DE diperkenalkan oleh Arne Naess (filsuf Norwegia) tahun 1973 dalam artikelnya ”The shallow and the Deep, Long-range Ecological Movement: A summary”. DE menuntut suatu etika baru yang tidak berpusat pada manusia, tetapi berpusat pada makhluk hidup seluruhnya dalam kaitannya dengan upaya mengatasi persoalan lingkungan hidup.
4.      Zoosentrisme
Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang, karenanya etika ini juga disebut etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah Charles Brich. Menurut etika ini, binatang mempunyai hak untuk menikmati kesenangan karena mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para penganut etika ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu standar moral. Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan senang dan menderita mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang dengan penuh belas kasih.
5.      Hak Asasi Alam
Makhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi, namun makhluk hidup membutuhkan ekosistem atau  habitat untuk hidup dan berkembang.Makhluk hidup seperti binatang dan tumbuhan juga mempunyai hak, meskipun mereka tidak dapat bertindak yang berlandaskan kewajiban. Mereka ada dan tercipta untuk kelestarian alam ini. Maka mereka juga mempunyai hak untuk hidup. Hak itu harus dihormati berdasar prinsip nilai intrinsik yang menyatakan bahwa setiap entitas sebagai anggota komunitas bumi bernilai. Dengan demikian, pembabatan hutan secara tidak proporsional dan penggunaan binatang sebagai obyek eksperimen tidak dapat dibenarkan.
2.4    9 Prinsip Etika Lingkungan
Keberhasilan etika lingkungan melestarikan fungsi lingkungan hidup dan sumber daya yang terkandung di dalamnya tidak cukup bergantung pada perubahan perilaku individu, tetapi juga harus ada pengaturan sistem sosial dan politik yang berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, Keraf mencoba merumuskan sembilan  kehidupan berbangsa dan bernegara serta hubungan antarbangsa (globalisasi).
1.      Sikap hormat terhadap alam. Manusia sebagai anggota komunitas ekologis harus menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies dalam komunitas ekologis tersebut. Perwujudan  nyatanya, manusia perlu memelihara, merawat, menjaga, melindungi, dan melestarikan alam beserta seluruh isinya.
2.      Prinsip tanggung jawab. Manusia dituntut untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan, dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan segala isinya. Berarti, kelestarian dan kerusakan alam merupakan tanggung jawab bersama seluruh umat manusia.
3.      Solidaritas kosmis. Prinsip ini membangkitkan rasa sepenanggungan dan mendorong manusia untuk tidak merusak dan mencemari alam, seperti halnya tidak akan merusak kehidupannya sendiri. Prinsip ini berfungsi mengontrol perilaku manusia dalam batas-batas keseimbangan kosmis.
4.      Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam. Prinsip ini menghapus sifat diskriminasi dan dominasi manusia terhadap makhluk lainnya. Kasih sayang dan kepedulian menyadarkan bahwa semua makhluk hidup di alam ini mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat.
5.      Prinsip ”No Harm”. Prinsip ini menjadi dasar perilaku manusia untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup lain, sebagaimana manusia tidak dibenarkan secara moral untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan sesama manusia.
6.      Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam. Prinsip ini melandasi pola hidup baru, menggantikan pola hidup yang materialistis, konsumtif, dan eksploitatif.
7.      Prinsip keadilan. Prinsip ini memasuki wilayah politik ekologi, di mana pemerintah dituntut untuk membuka peluang dan akses yang sama bagi semua kelompok masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan publik lingkungan hidup dan dalam memanfaatkan sumber daya alam serta jasa lingkungan.
8.      Prinsip demokrasi. Prinsip ini selaras dengan hakikat alam, yaitu keanekaragaman dan pluralitas. Paradigma pembangunan berkelanjutan hanya mungkin diterima kalau pembangunan dipahami sebagai berdimensi plural.
9.      Kesembilan, prinsip integritas moral. Prinsip ini sangat berkaitan dengan integritas moral pejabat publik. Selama pejabat publik tidak mau bertanggung jawab atas kebijakan dan tindakannya yang merugikan lingkungan hidup, lingkungan hidup akan tetap dirugikan.
Gagasan tentang etika lingkungan yang cukup radikal ini sebenarnya sudah disajikan penulis pada buku dengan judul yang sama edisi pertama yang terbit pada 2002. Sejak saat itu buku ini menjadi salah satu referensi penting wacana dan perbincangan ilmiah pendekatan etis terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Sampai saat ini gagasan dalam buku ini masih sangat relevan karena dengan instrumen teknik lingkungan, ekonomi lingkungan, dan politik lingkungan belum juga mampu menyelesaikan krisis lingkungan. Apalagi, dalam buku revisi ini selain beberapa revisi teknis juga ditambahkan satu bab baru mengenai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai pengganti UU No 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dengan demikian, diharapkan etika lingkungan tidak lagi sekadar berhenti menjadi perbincangan teoretis dan normatif, tetapi dapat menjiwai dan terimplementasi secara konkret karena didukung oleh sanksi hukum sebagaimana diatur di dalam UU 32/2009 tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah Saya lampirkan, maka dapat Saya ambil kesimpulannya yaitu:
  1. Setiap makhluk, manusia, binatang merawat dunia ini dengan penuh rasa tanggung jawab dan secara berkesinambungan adalah dasar etika lingkungan.
  2. Etika Lingkungan berkedudukan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan.
  3. Keberhasilan etika lingkungan melestarikan fungsi lingkungan hidup dan sumber daya yang terkandung di dalamnya tidak cukup bergantung pada perubahan perilaku individu, tetapi juga harus ada pengaturan sistem sosial dan politik yang berwawasan lingkungan.
  4. Jejak ekologis ini dapat membandingkan permintaan manusia dengan kapasitas ekologi planet Bumi untuk regenerasi.
  5. Setiap individu atau diri masing-masing manusia perlu mengerti akan jejak ekologisnya sendiri, dikarenakan jejak ekologis berpengaruh terhadap semua kegiatan yang dilakukan setiap harinya baik dirumah, tempat kerja, lingkungan umum dan semua kegiatan didalam bumi.
3.2 Saran
Jejak ekologis sebaiknya dimengerti oleh masing-masing orang secara keseluruhan untuk mengetahui ukuran kegiatan mereka per harinya dilingkungan sekitarnya, lebih tepatnya didalam bumi.
DAFTAR PUSTAKA

Aulianah, Hili. 2013. Etika dan Nilai Lingkungan : Menentukan Jejak Ekologis Manusia. (Online) (http://hiliaulianah.blogspot.com/2013/03/etika-dan-nilai-lingkungan-menentukan.html, di akses tanggal 18 Juli 2013)

Firman. 2011. Makalah Etika Lingkungan. (Online) (http://firmandepartment.blogspot.com/2011/12/makalah-etika-lingkungan.html, di akses tanggal 18 Juli 2013)
Klunik, Cabik. 2011. [Buku] Membongkar Asumsi Manusia dalam Ekosistem. (http://cabiklunik.blogspot.com/2011/03/buku-membongkar-asumsi-manusia-dalam.html, di akses tanggal 18 Juli 2013)
Rahim, Supli. 2013. Jenis Etika Lingkungan dan Prinsip-prinsip Pelaksanaannya. (Online) (http://suplirahim2013.blogspot.com/, di akses tanggal 18 Juli 2013)
ROYCHANSYAH, Sani. 2007. Menghitung Jejak Ekologis.  (Online) (http://saniroy.archiplan.ugm.ac.id/?p=578, di akses tanggal 18 Juli 2013)
Scribd. 2011. Makalah Etika Ekologi. (Online)  (http://www.scribd.com/doc/23050926/MAKALAH-ETIKA-EKOLOGI, di akses tanggal 18 Juli 2013)
   
Materi 4 (31 Mei 2013)
MENTALITAS FRONTIER

Mentalitas Frontier ditandai oleh beberapa konsep ajaran dasar, salah satunya:
==> Bahwa dunia sebagai penyedia sumber daya yang tidak terbatas untuk digunakan oleh manusia, dan tidak perlu berbagi dengan segala bentuk kehidupan lain yang memerlukannya. Dengan kata lain,
        "Segala sesuatu senantiasa tetap tersedia terus dan semua untuk kita manusia". Sebagian dari konsep
        ini, juga terdapat bahwa anggapan bumi adalah bank sumberdaya yang tak terbatas.
Secara rinci, mentalitas frontier menegaskan:
1) Bumi adalah bank sumberdaya yyang tak terbatas
2) Bila persediaan sumber daya habis, kita pindah ke tempat lain
3) Hidup akan semakin baik bila kita terus dapat menambahkan kesejahteraan material kita
4) Harga yang harus dibayar untuk setiap usaha adalah penggunaan materi, energi, dan tenaga kerja.
    Ekonomi pada dasarnya adalah ketiga hal tersebut.
5) Alam adalah untuk ditundukkan
6) Hukum dan teknologi baru akan memecahkan masalah lingkungan yang kita hadapi
7) Kita lebih tinggi daripada alam, kita terpisah dari alam dan superior terhadap alam
8) Limbah adalah segala sesuatu yang harus diterima

Mentalitas Frontier artinya bertanggungjawab sebagai akar penyebab dari kerusakan lingkungan yang kita alami sekarang ini.

Akibat dari Mentalitas Frontier seperti ini adalah berkembangnya sikap pandangan yang sangat individual dalam masyarakat dalam menghadapi masalah lingkungan, seperti: apatis, berorientasi pada kepentingan diri sendiri, merasa tidak berarti untuk ikut ambil bagian dalam masalah lingkungan, serta menganut nilai-nilai lingkungan yang terbatas.
Sustainable Ethic : (Oleh Chiras)
- Bumi adalah sumber persediaan yang memiliki batas
- Mendaur ulang dan menggunakan sumber daya yang dapat diganti akan mencegah terjadinya kehabisan
   persediaan sumber daya
- Nilai hidup tidak diukur dari besarnya uang kita di bank
- Harga setiap usaha, bukan hanya pengguna energi, tenaga kerja & materil tetapi harga eksternal
- Usaha -usaha individu dalam mengatasi masalah yang sangat menekan harus di barengi dengan hukum yang
   kuat serta teknologi yang tepat
- Kita adalah bagian dari alam, kita dikuasai oleh hukum alam, oleh karena itu harus menghormati
   komponen  hukum-hukum  tersebut. Kita tidak lebih hebat dari alam
- Limbah adalah tidak dapat ditoleran, sehingga setiaplimbahharus punya nilai guna


Kesimpulan :
          Bahwa manusia harus memiliki "MORAL COMMITMENT" untuk menciptakan solidaritas kemanusiaan dengan merubah sikap mental, pola fikir atau paradigma yang lebih memberikan kepedulian terhadap pencipyaan keharmonisan hidup sesama manusia dengan lingkungan alam dan hayati secara selaras, serasi, dan seimbang.
          Etika lingkungan menjadi sangat fundamental dalam upaya manusia menjaga dan mendayagunakan sumberdaya dari lingkungannya adalah didasarkan pada kenyataan bahwa:
1) Meningkatnya kesadaran bersama terhadap pentingnya peran nilai dalam setiap perilaku manusia
2) Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap pentingnya moral yang ideal bagi para penentu dan pelaku
    pembangunan
3) Meningkatnya keyakinan terhadap pentingnya nilai moral terhadap proses pengambilan keputusan dan
    tindakan yang memiliki alasan moral
4) Meningkatnya peran etika dalam menyelesaikan konflik-konflik kepentingan teknologi, ekonomi dan
    ekologi secara lebih arif
5) Meningkatnya peran etika lingkungan dalam menciptakan terwujudnya paradigma baru masyarakat dalam menyikapi dan menghadapi isue dan masalah lingkungan




Materi 3 (12/04 dan 10/05 By: Prof. Dr. Tan Malaka)
PUBLIC HEALTH ETHICS

Public Health Ethics BERBEDA dengan Environtmental Ethics
Aturan/ Modal Public Health Ethics terdapat dalam Amerika : 2010
Etika merupakan pilihan moral yang spesifik alasannya:
- karena banyak konflik issue diantara individu baik dan society yang baik
- fortifikasi makanan (cth: peraturan dan keharusan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk semua garam
   yang mengandung yodium)
Etika kesehatan masyarakat tidak semerta-merta meliputi tentang keberadaan lingkungan....
melainkan kebih ke Ruang Lingkup Peraturan-Peraturan dan Ketentuan......!!!!!!!
Etika lingkungan : berbicara tentang perorangan
Prinsip Etika Lingkungan:
1) Fundamental Causes
            Public health seharusnya mengelola penyebab-penyebab pokok/dasar fundamental dari penyakit
     yang ditujukan untuk pencegahan (meliputi syarat-syaratnya)
2) Community Health
            artinya tidak boleh melanggar hak-hak individu


3) Participation
            Kebijakan, program, dan prioritas harus dikembangkan dan dievaluasi proses yang mencakup
     pekerjaan untuk masukan dari anggota komunitas STD (Sexually Transmitted Diseases)
4) The Disenfranchised (Akses)
            Harus melakukan advokasi dan pemberdayaan kepada komunitas agar kebutuhannya dapat diakses oleh seluruh orang di komunitas

Materi 2 (05 April 2013)
3 unsur penting dalam etika dan nilai lingkungan yaitu:
- nilai
- etika
- lingkungan

unsur paling penting yakni LINGKUNGAN...
karena lingkungan unsur yang berada dekat dengan kita...
lingkungan juga yang mendukung keberlangsungan hidup kita untuk masa yang akan datang...
Nilai-nilai Lingkungan Hidup, meliputi:
- ekonomis
- ekologis (pencegah banjir, rekreasi)
- keberadaan
- masa depan
- nilai-nilai warisan
- dll
di dalam diri kita terdapat 2 komponen yakni NAFSU dan AKAL...
syarat keduanya adalah :
- Fikiran
- Mulut
- Telinga
- Mata
keseluruhan syarat dari komponen NAFSU dan AKAL harus seimbang, jika tidak, maka komponen yang lebih menonjol keluar dari diri kita adalah NAFSU...
nafsu timbul karena ketidakseimbangan syarat-syarat tersebut..!!!!!!!!!
Agama yang sempurna itu berasal dari JIWA yang SEHAT......:)
Adapun dalam beragama harus:
- Mengajak kepada kebaikan
- Ada majelis ilmu
- Banyak dzikir, ibadah, do'a
- Konsep melayani orang lain
    Digg
    Del.icio.us
    StumbleUpon
    Reddit
    RSS
Read User's Comments(0)
Diposkan oleh Al-fitri Idlisari
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Materi Kuliah 1 (01 Maret 2013)
19.41 |
DASAR ETIKA DAN NILAI LINGKUNGAN
Kholiq (Pencipta) => Rasul => Makhluk(ciptaan)
dari ketiga hal di atas, kita dapat memperoleh ilmu, mulai dari ilmu melalui Lisan maupun dari Hati
ilmu yang di HATI, didapatkan perlu 3 hal yakni:
1. Pengorbanan
2. Perjuangan
3. Do'a

Mengenai Akhlaq, hal ini dapat meliputi:
- Etika
- Moral
- Perilaku
- Taubat

untuk Akhlaq, dapat terbagi lagi menjadi 5 kategori yakni:
1. Akhlaq kepada Sang Kholiq (Allah SWT)
     cth: - Taat kepada Allah SWT
           - Tanggung jawab atas amanah
           - Ridho terhadap ketentuan Allah SWT
           - Senantiasa bertaubat
           - Merealisasikan ibadah
           - Obsesi kita untuk ridho Allah SWT
           - Membaca surat cinta Allah SWT (Al-qur'an)
2. Akhlaq kepada Rasul
    cth: - Taat kepada Rasul
          - Rindu akan Rasul
          - Memahami dan mempelajari sejarah Rasul untuk di aplikasikan dalam kehidupan pribadi
3. Akhlaq kepada Orang tua
    cth: - Taat kepada orang tua
          - Selalu menyayangi kedua orang tua
          - Merawat, dan menjaga orang tua, baik di saat mereka sehat maupun sakit
          - Senantiasa mendo'akan orang tua
4. Akhlaq kepada Sesama Manusia
    cth: - Memenuhi janji
          - Menghubungkan tali silaturahmi
          - Tidak boleh mecela
          - Tidak boleh marah
          - Menjaga rahasi
5. Akhlaq kepada Lingkungan
secara umum kita mengetahui Akhlaq kepada Sang Kholiq, Rasul, Orang tua, dan Sesama manusia..
tapi tak banyak orang tau bagaimana berakhlaq dengan lingkungan..
sebelumnya, kita harus mengetahui arti dasarnya terlebih dahulu...!!!

Apa itu Lingkungan???????

Lingkungan artinya segala sesuatu yang berada di sekitar kita!!!
Lingkungan terbagi menjadi:
- Lingkungan Biotik
- Lingkungan Abiotik
tapi yang terpenting dalam  berakhlak JANGAN PERNAH MENOMORSATUKAN MAKHLUK!!!

yacchh you know Lah,,makhluk hanya sekedar makhluk, makhluk tidak bisa menjanjikan apa-apa...


Hubungan Manusia dengan Lingkungan

Hubungan Manusia dengan lingkungan saling berkesinambungan..terkadang kita yang di dikte oleh lingkungan,,,dan terkadang pula lingkungan yang mendikte kita...
hubungan manusia dengan lingkungan ini dapat kita lihat pula dengan jejak ekologi (Ecologycal Footprint)..
adapun mengenai jejek ekologis ini adalah dimana jumlah hektar lahan permukaan di bumi untuk memenuhi kebutuhan 1 orang manusia/ tahun...
jadi semakin banyak satu orang manusia yang menggunakan lahan, lingkungan bumi akan semakin sempit
dalam kehidupan, manusia secara mendasar mewarisi beberapa sifat seperti:
1. Diktator => diperoleh dari orang tua
2. Lemah => diperoleh dari orang tua
3. Multibudaya => dari program TV
4. Licik => orang yang berilmu
Ada beberapa paham mengenai manusia dan alam, yakni:
1) Paham Deterninisme
               Paham deterninisme ini merupakan paham yang menjelaskan bahwa alam tidak mengendalikan manusia..
2) Paham Posibilisme
               Paham Posibilisme ini merupakan paham yang menjelaskan bahwa alam tidak menjadi faktor yang menentukan, melainkan proses produksi yang dipilih manusia yang berasal dari kemungkinan yang diberikan alam..
3) Paham Optimisme Teknologi
               Paham Optismisme Teknologi adalah paham yang menjelaskan bahwa sebagian manusia menjadikan teknologi segala-galanya. Manusia optimis berfikir bahwa teknologi dapat menjamin kehidupan..
=  Sehat tidak memperpanjang umur, sakit tidak memperpendek umur  =
"" Diantara sehat dan sakit ditengahi dengan do'a dan ketaatan atau ketaqwaan kepada Allah SWT ""

                                                                                                                                          
Sholihah, Arni Rahmawati Fahmi. 2011. Etika Lingkungan. (Online) (http://blogs.itb.ac.id/sholihah/2011/08/24/etika-lingkungan/, di akses tanggal 18 Juli 2013
Uny. 2011. Handout Ekologi. (Online) (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Handout%20Ekologi_0.pdf, di akses tanggal 18 Juli 2013
Wikipedia. 2010. Pengertian. (Online) (http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian, di akses tanggal 18 juli 2013

Komentar