TUGAS  MANDIRI
“ Perbaikan Nilai Dan Etika Lingkungan "




http://1.bp.blogspot.com/-ZGWlZS3a85k/UVolxk9t1wI/AAAAAAAAAKM/RUU2QTJXMw0/s320/LOGO+BINHUS.jpg




Disusun Oleh :

NAMA   :  Tri Oktaviana Hasibuan
                                    N P M     :  12.131011.061
Dosen     :  Prof. Dr. Ir. H. Supli Effendi Rahim, M.Sc





PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
 TAHUN 
2013





1.     Defenisi dan Tujuan Nilai Lingkungan

Adapun pengertian dari nilai lingkungan adalah ada kandungan yang terdapat dalam lingkungan. Lingkungan yang mempunyai nilai positif, berharga dan dipentingkan dengan sebaik-baiknya, dimana artinya yang berkarakter dan mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai lingkungan dalam menunjang kehidupan, sepeti karakter cinta pada Sang Maha Pencipta dan segenap ciptaan-Nya.
Yang dimaksud dengan Nilai-nilai lingkungan yaitu sikap maupun kata seseorang yang dapat mempengaruhi dalam perilaku terhadap lingkungannya. Sikap seseorang yang peduli terhadap lingkungan dan menghargai alam akan mendapatkan dampak positif dari lingkungan. Tetapi apabila sikap acuh dan tidak menghargai lingkungan sekitar akan merusak lingkungan dan sikap dan kata-kata yang membuat atau mempengaruhi orang lain dengan ucapan maupun tindakannya terhadap lingkungan baik itu positif maupun negatif akan mempunyai pegaruh terhadap kita. 
Untuk menentukan bagaimana cara mengkuantifikasi nilai lingkungan, maka kita harus tahu dulu arti kuantifikasi, yang merupakan keterangan yang berhubungan dengan kuantitas atau jumlah. Misalnya setiap, beberapa, semua. Untuk menjamin rasa keadilan lalu diupayakan perhitungan nilai ekonomi akibat perubahan lingkungan terhadap kesejahteraan masyarakat. Misalnya peningkatan pencemaran air di sungai ataupun di pulau akibat pembalakan atau penambangan terhadap penurunan pendapatan masyarakat di wilayah tersebut sekaligus penurunan kualitas hidup. Berdasarkan nilai itu, maka manusia mempunyai keutamaan, bila ia mampu memelihara, mengelola dan melestarikan lingkungan hidupnya dengan baik. Sarana pencegahan pencemaran atau pengelolaan limbah dikatakan mempunyai arete, jika dapat bekerja dengan semestinya dalam mencegah atau menanggulangi pencemaran sehingga kita bisa mengkuantifikasi nilai lingkungan.

Tujuan
   Untuk mengetahui pengertian nilai lingkungan. 
            Untuk memahami nilai-nilai lingkungan dalam kehidupan sosial.
            Untuk memahami bahwa lingkungan itu sebagai media pembelajaran.
   Untuk  memahami terhadap fungsi dan pengaruh  lingkungan terhadap anak didik. 
        .      Untuk memahami pandangan islam terhadap lingkungan.


Nilai-nilai Lingkungan dalam Kehidupan Sosial





  indexJ.png


2. Defenisi dan Tujuan Etika Lingkungan
Etika lingkungan (etika ekologi) adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Prinsip etika lingkungan adalah: semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.

            Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu tindakan. Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.
Tujuan Etika Lingkungan
1. Mengetahui pengertian pencemaran dan etika lingkungan.
2. Mengetahui macam-macam pencemaran lingkungan dan penyebabnya.
3. Memahami cara Pokok-pokok penekanan dalam etika antroposentris adalah sebagai berikut.
Manusia terpisah dari alam.
Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab     manusia.
Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
Norma utama adalah untung rugi.
Mengutamakan rencana jangka pendek.
Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya di negara miskin.
Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.

3. Pengertian Ekosistem, Jenis-jenis dan Fungsi Ekosistem
ada beberapa defenisi antara lain :
1.      Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang didalamnya terdapat hubungan antara struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies. Ekosistem yang mempunyai struktur yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.sedangkan istilah fungsi dalam definisi ekosistem menurut A.G.Tansley berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen-komponen ekosistem.
2.      Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).
3.      Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks didalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983
4.      Ekosistem yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang didalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (biotik dan abiotik ) dan diantara keduanya saling mempengaruhi (Odum, 1993).
5.      Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997).
6.      Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1983).

images.jpeg



ADAPUN EKOSISTEM YANG ADA DIBUMI ANTARA LAIN :
JENIS-JENIS
Ekosistem tebagi 2 yaitu: ekosistem darat dan ekosistem air
Ekosistem darat terdiri dari 6 bioma yaitu:

1. Bioma Gurun
Bioma gurun merupakan bioma yang di dominasi oleh batu/pasir dengan tumbuhan sangat jarang. Bioma ini paling luas terpust di sekitar 20 derajat lu, mulai dari pantai atlantik di afrika hingga ke asia tengah. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks gurun sahara, gurun arab dan gurun gobi dengan luas mencapai 10 juta km persegi.
Jenis tumbuhan yang hidup di daerah gurun contohnya : kaktus, kurma
index.png


2.  Bioma Hutan basah
index2.png

Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung amerika tengah, amerika selatan, afrika, madagaskar, australia bagian utara, indonesia dan malaysia. Di hutan ini terdapat beraneka jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari dan curah hujan yang cukup.
index3.png

Ciri-ciri bioma hutan basah antara lain :
  • Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun
  • Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
  • Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun
  • Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.
  • Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung)Jenis tumbuhan yang hidup di daeran hutan basah antara lain : pencekik-pohon-dan-jelutung
Karena pohon-pohon yang terdapat di hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan tanahnya relatif sering tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di daerah hutan basah ini adalah hewan-hewan pemanjat sejenis primata, seperti
4.png

     3.  Hutan Gugur (deciduous)
      5.png
     
      Bioma hutan gugur merupakan bioma yang terletak pada kisaran 30 – 40 derajat lintang lu/ls. Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang  yang terdapatdi wilayah amerika serikat bagian timur, ujung selatan benua amerika, kepulauan inggris dan australia.
Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut :
  • Curah hujan merata antara 750mm – 1.000 mm pertahun
  • Pohon-pohon memiliki ciri berdaun lebar, hijau pada musim dingin, rontok pada musim panas dan memiliki tajuk yang rapat.
  • Memiliki musim panas yang hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin.
  • Jarak antara pohon satu dengan pohon yang lainnya tidak terlalu rapat/renggang 
  •  Jumlah/jenis tumbuhan yang ada relatif sedikit 
  • Memiliki 4 musim, yaitu musim panas-gugur-dingin-semi. Beberapa jenis tumbuhan utama yang hidup di daerah bioma hutan gugur misalnya pohon oak, basswood, dan terna berbunga
Fauna yang terdapat di wilayah bioma hutan gugur misalnya Panda (hewan endemik wilayah China), serangga, burung, bajing, anjing, rusa, racoon (sejenis musang/luwak).





Pada setiap pergantian musim terdapat beberapa perubahan di bioma hutan gugur:
Saat musim panas pohon-pohon yang tinggi tumbuh dengan daun lebat dan membentuk tudung, tetapi cahaya matahari masih dapat menembus tudung tersebut hingga ke tanah karena daunnya tipis
  • Saat musim gugur menjelang musim dingin, pancaran energi matahari berkurang, suhu rendah dan air cukup dingin. Oleh karena itu daun-daun menjadi merah dan coklat, kemudian gugur karena tumbuhan sulit mendapatkan air. Daun dan buah-buahan yang gugur kelak kemudian menjadi tumpukan senyawa organik.
  • Saat musim dingin menjadi salju, tumbuhan menjadi gundul, beberapa jenis hewan mengalami/dalam keadaan hibernasi (tidur panjang pada waktu musim dingin).
  • Saat musim semi menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali, tumbuhan semak mulai tumbuh di permukaan tanah, hewan-hewan yang hibernasi mulai aktif kembali.
4.  Bioma Hutan Taiga / Hutan Homogen
Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.
  • Ciri-ciri bioma hutan taiga:
  • Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
  • Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
  • Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.
  • Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
5.  Bioma Tundra
Bioma tundra merupakan bioma yang terdapat di daerah lingkar kutub utara dan selatan. Pada bioma ini tidak terdapat pepohonan yang dapat tumbuh, yang ada hanya tumbuhan kecil sejenis rumput dan lumut. Bioma ini terdapat di sekitar lingkar artik, greenland di wilayah kutub utara. Di wilayah kutub selatan terdapat di antartika dan pulau-pulau kecil disekitar antartika. Bioma tundra berdasarkan pembagian iklim terdapat di daerah beriklim es abadi dan iklim tundra.
Ciri-ciri bioma tundra :
Hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju/es. Memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang. Peristiwa ini terjadi karena gerak semu matahari hanya sampai di posisi 23,5° lu/ls.
Usia tumbuh tanaman sangat pendek, berkisar antara 30 – 120 hari (1 – 4 bulan)
Ciri-ciri:
  • Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
  • Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
  • Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).
  • Jenis-jenis vegetasi yang dapat hidup di bioma tundra misalnya lumut kerak, rumput teki, tumbuhan tumbuhan terna dan semak-semak pendek   

  • 6. Bioma Padang Rumput
    • Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.


Ciri-ciri:
Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Macam-macam Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru diAustralia. Karnivora: singa, srigala dll.
FUNGSI EKOSISTEM
Suatu ekosistem adalah suatu sistem lingkungan diskrep, secara struktural maupun fungsional berperan sebagai penunjang kehidupan.

Dari segi fungsional, ekosistem dapat dianalisa menurut:
·         Lingkaran energi
Sesuai dengan azas pertama dari azas dasar ilmu lingkungan, yaitu semuaenergi yang memasuki sebuah organisme hidup atau populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lainnya tetapi tidak dapat hilang,dihancurkan, atau diciptakan.
·         Rantai makanan
Rantai makanan merupakan perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhanherbivora- carnivora). Pada setiap tahap pemindahan energi, 80 – 90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.
Ada dua tipe dasar rantai makanan:
1.      Rantai makanan rerumputan / perumput (grazing food chain) Misal, tumbuhan-herbivora-carnivora
2.      Rantai makanan sisa (detritus food chain) Bahan mati misal mikroorganisme (detrivora = organisme pemakan sisa) - predator.
·         Pola keanekaragaman dalam waktu dan ruang
Merupakan azas ketiga dari azas dasar ilmu lingkungan yaitu materi,energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori sumber alam.
·         Perkembangan dan evolusi
Dapat didekati dengan azas ketiga belas dari azas dasar ilmu lingkungan, yaitu lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi
·         Pengendalian (cybernetics)
Organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik, akan tetapi organisme juga dapat embuat lingkungannya menyesuaikan terhadap kebutuhan biologisnya, misalnya tumbuhan dapat mempengaruhi tanah tempat tumbuhnya.
Operasionalisasi fungsi ekosistem berlangsung secara bertahap, melalui proses penerimaan/fiksasi energi radiasi cahaya matahari, penyusunan materi organik dari bahan-bahan anorganik oleh produsen, pemanfaatan komponen produsen oleh komponen konsumen dan perombakan bahan-bahan organik oleh dekomposer dari makhluk hidup yang telah mati menjadi senyawa anorganik yang lebih sederhana, yang dapat dimanfaatkan ulang oleh produsen dan konsumen kembali. 
Operasionalisasi fungsi ekosistem tersebut tidak saja melibatkan proses alir atau transfer energi, produksi, pertumbuhan, perkembangan, dan kematian dari semua unsur-unsur makhluk hidup yang kemudian akan mengalami dekomposisi dan daur biogeokimiawi. Dalam proses fungsi ekosistem tersebut, juga akan berlangsung interaksi secara timbal balik antara komponen ekosistem. 

Proses mendasar dari operasionalisasi fungsi ekosistem akan berlangsung sebagai berikut :
1.      Penerimaan energi radiasi sinar matahari
2.      Penyusunan senyawa organik dari bahan-bahan anorganik oleh produsen
3.      Pemanfaatan produsen oleh konsumen dan pemanfaatan lebih jauh materi yang dikonsumsi
4.      Perombakan senyawa organik menjadi bahan-bahan anorganik oleh makhluk hidup yang mati oleh dekomposer, kemudian akan diuraikan menjadi materi anorganik yang lebih sederhana untuk dimanfaatkan kembali oleh produsen

Proses mendasar dari operasionalisasi fungsi ekosistem tidak saja melibatkan transfer energi, produksi, pertumbuhan, dan kematian komponen makhluk hidup, tetapi juga pengaruh timbal balik antara komponen abiotik dengan berbagai aspek habitatnya. Dalam hal tersebut, transfer energi dan nutrien yang berlangsung dari produsen ke konsumen, akan terjadi pengurangan energi akibat berpindah atau hilangnya energi ke lingkungannya. Sedangkan secara kualitatif dan kuantitatif, jumlah nutriennya relatif tetap, tidak akan berkurang karena aliran energi bersifat satu arah dan perpindahan nutrien cenderung berlangsung dalam suatu daur yang berlangsung dari komponen abiotik ke komponen biotik atau sebaliknya. Sehingga secara fungsional proses operasionalisasi ekosistem cenderung berlangsung terus menerus secara dinamis.

4. Jenis-Jenis Etika Lingkungan
ij.jpeg

Adapun beberapa Jenis-jenis etika lingkungan yaitu :
a.Etika Lingkungan Dangkal
Etika lingkungan dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris. Etika lingkungan dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan. Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Secara umum etika lingkungan dangkal ini menekankan hal-hal berikut ini :
1.   Manusia terpisah dari alam.
2.   Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
3.   Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
4.   Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
5.   Norma utama adalah untung rugi.
6.   Mengutamakan rencana jangka pendek.
7.   Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya    dinegara miskin.
8.   Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
b.Etika Lingkungan Dalam
Etika lingkungan dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika lingkungan ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang. Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia dengan memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas yang menyertakan binatang dan tumbuhan serta alam.
Secara umum etika lingkungan dalam ini menekankan hal-hal berikut :
1.      Manusia adalah bagian dari alam.
2.  Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.
3.      Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-wenang.
4.      Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
5.      Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
6.      Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
7.      Menghargai dan memelihara tata alam.
8.      Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
9.      Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara.
Macam-macam dari Jenis-jenis etika lingkungan  yaitu
  • Etika Neo-Utilitarisme. Etika ini merupakan pengembangan etika utilitarisme Jeremy Bentham yang dipelopori Pete Singer yang menekankan kebaikan untuk semua sehingga kebaikan etika lingkungan ditujukan untuk seluruh mahluk.
  • Etika Zoosentrisme. Etika ini menekankan perjuangan hak-hak binatang (pembebasan binatang) dengan tokoh  Charles Brich. Menurut etika ini, binatang memiliki hak menikmati kesenangan karena mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan dan menjadikan rasa senang/penderitaan binatang sebagai salah satu standar moral.
  • Etika Biosentrisme. Etika ini  menekankan kehidupan sebagai standar moral dengan salah satu tokohnya adalah Kenneth Goodpaster. Hal yang dijadikan tujuan bukanlah rasa senang atau menderita tetapi kemampuan atau kepentingan untuk hidup. Dengan menjadikan kepentingan untuk hidup sebagai standar moral, maka yang dihargai secara moral bukan hanya manusia dan hewan, melainkan seluruh makhluk hidup yang ada.
  • Etika Ekosentrisme. Etika ekosentrisme menekankan keterkaitan seluruh organisme dan anorganisme dalam ekosistem. Setiap individu mamiliki keterkaitan satu sama lain secara mutual dan memandang bumi sebagai suatu pabrik terintegrasi berisi organsime yang saling membutuhkan, saling menopang dan saling memerlukan. Kematian dan kehidupan haruslah diterima secara seimbang. Hukum alam memungkinkan mahluk saling memangsa diantara semua spesies. Ini menjadi alasan mengapa manusia boleh memakan unsur-unsur  yang ada di alam, seperti binatang maupun tumbuhan. Menurut salah satu tokohnya, John B. Cobb, etika ekosentrisme mengusahakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan keseluruhan dalam ekosistem.
  • Hak Asasi AlamMakhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi, namun makhluk hidup membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan berkembang.Makhluk hidup seperti binatang dan tumbuhan juga mempunyai hak, meskipun mereka tidak dapat bertindak yang berlandaskan kewajiban. Mereka ada dan tercipta untuk kelestarian alam ini. Maka mereka juga mempunyai hak untuk hidup. Hak itu harus dihormati berdasar prinsip nilai intrinsik yang menyatakan bahwa setiap entitas sebagai anggota komunitas bumi bernilai. Dengan demikian, pembabatan hutan secara tidak proporsional dan penggunaan binatang sebagai obyek eksperimen tidak dapat dibenarkan.
5. Kuantifikasi Nilai Lingkungan
7yy.jpeg
 Untuk menentukan bagaimana cara mengkuantifikasi nilai lingkungan, maka kita harus tahu dulu arti kuantifikasi, yang merupakan keterangan yang berhubungan dengan kuantitas atau jumlah. Misalnya setiap, beberapa, semua. Untuk menjamin rasa keadilan lalu diupayakan perhitungan nilai ekonomi akibat perubahan lingkungan terhadap kesejahteraan masyarakat. Misalnya peningkatan pencemaran air di sungai ataupun di pulau akibat pembalakan atau penambangan terhadap penurunan pendapatan masyarakat di wilayah tersebut sekaligus penurunan kualitas hidup. Berdasarkan nilai itu, maka manusia mempunyai keutamaan, bila ia mampu memelihara, mengelola dan melestarikan lingkungan hidupnya dengan baik. Sarana pencegahan pencemaran atau pengelolaan limbah dikatakan mempunyai arete, jika dapat bekerja dengan semestinya dalam mencegah atau menanggulangi pencemaran sehingga kita bisa mengkuantifikasi nilai lingkungan.

6. Penerapan Etika Lingkungan
jn.jpeg
Strategi penerapan etika lingkungan yaitu dengan cara bahwa kita di tuntut untuk menjaga lingkungan. Dalam menjaga lingkungan, manusia harus memiliki etika. Etika lingkungan ini adalah sikap kita dalam menjaga kelestarian alam ini agar alam ini tidak rusak, baik ekosistem maupun habitatnya. Perlu kita sadari bahwa kita ini juga bagian dari alam ini. Maka kita harus menjaga lingkungan ini dengan baik dengan norma-norma etika lingkungan. Di samping itu, etika lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan etika lingkungan yaitu :
  • Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehingga perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri
  • Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk menjaga terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.
  • Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan energi.
  • Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk hidup yang lain.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTm9KhiWrljIoca8MVazrtnN0uEW9FOX5td__9NoIEscOK74IJzNUBFtGGhLafTeVCfOgCJBhDtzaeBVWBd6zAXIPxrOLQgyyjZDXNicZ83JnG7CgClw8u-DGJmiV0sCFmFsoqV15e3B0/s320/lahan_lorong.png7. Pembangunan Berwawasan Lingkungan






Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.
Belum hilang rasanya duka akibat bencana alam banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Surakarta dan sekitarnya hingga Gresik Jawa Timur, kembali banjir menerpa semesta alam Ngawi. Madiun, Tuban Jawa Timur. Banyak pengangkut kebutuhan pokok harus terhenti akibat jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui.
Hal ini tentunya semakin menambah kerugian baik materiil maupun immaterial. Pendek kata, berulangnya bencana alam ini menunjukkan alam ini sudah rusak. Setidaknya ada dua hal yang ditengarai menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan, yaitu laju pertumbuhan penduduk yang relatif cepat dan kemajuan pesat ilmu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9tNDO1Qtl3JWsoDW6NP842azkwkMuqYzk1gIf1ztiB6ApbuaB0b4RQvVM0JV8byRLJ87ruOc9ZcMMFKqEKD6OY2mo4RGRfLEKHqxrGC8TnOKd78UaugroO6XrHP36dd9GxrICLjN9oJM/s320/aplikasi_mulsa.png
 






Pengetahuan dan tehnologi. Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada ketersediaan lahan yang cukup untuk menopang tuntutan kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang tersedia bersifat tetap dan tidak bisa bertambah sehingga menambah beban lingkungan hidup.
Daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Atas dasar inilah, eksploitasi sistematis terhadap lingkungan secara terus menerus dilakukan dengan berbagai cara dan dalih.  Jumlah manusia yang memerlukan tanah, air dan udara di bumi ini untuk hidup pada tahun 1991 sudah berjumlah 5,2 miliar. Jumlah manusia penghuni planet bumi pada tahun 1998 berjumlah 6,8 miliar. Pada tahun 2000 membengkak menjadi 7 miliar. Kalau pertumbuhan penduduk tetap dipertahankan seperti sekarang, menurut Paul R. Ehrlich, 900 tahun lagi (tahun 2900) akan ada satu biliun (delapan belas nol di belakang 1) orang di atas planet bumi ini atau 1700 orang permeter persegi. Kalau jumlah ini diteruskan sampai 2000 atau 3000 tahun kemudian, berat jumlah orang yang ada sudah melebihi berat bumi itu sendiri. Sementara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebenarnya diharapkan dapat memberi kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia ternyata juga harus dibayar amat mahal, oleh karena dampaknya yang negatif terhadap kelestarian lingkungan. Pertumbuhan industri, sebagai hasil rekayasa ilmu pengetahuan dan tehnologi dibanyak negara maju terbukti telah membuat erosi tanah dan pencemaran limbah pada tanah pertanian yang menyebabkan terjadinya proses penggaraman (solinizasi) atau penggurunan (desertifikasi) pada lahan produktif.
Menurut Clarence J Glicken, penguasaan alam melalui ilmu pengetahuan lebih banyak bersumber pada falsafah modern yang dikemukakan oleh Frances Bacon, Descartes dan Leibnitz. Bacon mengemukakan dalam karyanya the New Atlantic bahwa ilmu pengetahuan harus dikembangkan secara aktif dan menganjurkan penemuan baru untuk merubah dan menguasai alam sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.  
Descartes dalam the Discourse of Method berpendapat bahwa pengetahuan adalah kunci keberhasilan atau kemajuan manusia. Manusia perlu mengetahui tentang api, air, tanah, angkasa luar agar dapat menjadi tua dan pengatur alam. Begitu pula Leibnitz, pada permulaan abad ke-19 Masehi pandangan tersebut di atas mulai mendapat kritik dan tantangan. Pada akhir abad ke-19 masehi banyak sekali padangan lain yang dikemukakan. Ini dapat dibaca dalam buku Charles Darwin, The Origin of the Species (1859), buku George Perkin Marsh “Man and Nature” (1864), buku Charles Dickens “Hard Times” (1854). Maka, proses perencanaan dan pengambilan kebijakan oleh lembaga-lembaga negara yang berkenaan dengan persoalan teknologi dan lingkungan hidup menuntut adanya pemahaman yang komprehensif dari aktor pengambil kebijakan mengenai masalah terkait.
Pemahaman ini berangkat dari pengetahuan secara akademis dan diperkuat oleh data-data lapangan sehingga dapat menghasilkan skala kebijakan yang berbasis kerakyatan secara umum dan ekologi secara khusus. Kebijakan yang dapat dilakukan adalah kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan sumber daya alam dengan tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.
Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan, keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan, dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan. Surya,


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqXkgtThlXAx01vxgKMRAO9Z7Mk3w12hNdfp2A0e6jyPaLZ_3UYTmf6kqt7VOnBIWYd80jVXh9RmwQl143q4XYp9uAj75NUE1nzUCaBdDw4S15oq71NCB10CRKejifemqo6d5mDWKWn9E/s320/lahan_lorong.png
 








Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu mencegah kerusakan lingkungan ini.
Misalnya, UU No. 4 Tahun 1984 yang telah diratifikasi dengan UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Lingkungan Hidup. UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem pun tidak mampu menangkap cukong kayu kelas kakap. UU ini hanya mampu menangkap dan mengadili pekerja dan mandor kecil pembalakan Sedangkan Maftuchah Yusuf (2000), mengemukakan empat hal pokok dalam upaya penyelamatan lingkungan.
Pertama, konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik.     
Kedua, perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam hidup bersama.
Ketiga, pembangunan ekonomi yang tepat, yang memperhitungkan keharusan konservasi bagi kelangsungan hidup bio-fisik dan harus adanya perdamaian dan pemerataan (keadilan) dalam melaksanakan hidup bersama.
Keempat, demokrasi yang memberikan kesempatan kepada semua orang untuk turut berpartisipasi dalam melaksanakan kekuasaan, kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam meningkatkan mutu kehidupan bangsa.Jika hal-hal tersebut di atas tidak segera ditindaklanjuti dan dilaksanakan dengan segera dengan menangkap, mengadili dan menghukum seberat-beratnya pembalak liar maka tidak lama lagi bumi akan musnah. Kemusnahan bumi juga berarti kematian bagi penduduk bumi termasuk di dalamnya manusia.

Daftar pustaka
Arsyad Azhar, “Media Pembelajaran” , PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta:2006
http://suplirahim2013.blogspot.com/2013/03/jenis-etika-lingkungan-dan-prinsip.html
http://trioktavianas2.blogspot.com/2013/04/tugas-mandiri-soal-ujian-nilai-dan.html
http://dahliaheranita.blogspot.com/2012/05/struktur-dan-fungsi-ekosistem.html
imageski.jpeg


    


Komentar